Jelajah Album Sepultura: Dari Thrash Hingga Groove Metal Ikonik

by Admin 64 views
Jelajah Album Sepultura: Dari Thrash Hingga Groove Metal Ikonik

Halo, guys! Siapa sih yang nggak kenal Sepultura? Band metal legendaris asal Brazil ini bukan cuma sekadar nama di kancah musik cadas, tapi juga sebuah kekuatan yang mengubah lanskap heavy metal global. Dengan perpaduan agresi brutal, lirik-lirik yang menggigit, dan inovasi musikal yang tiada henti, Sepultura telah mengukir jejak yang tak terhapuskan selama puluhan tahun. Dari deru thrash metal awal mereka hingga eksplorasi groove metal yang kaya budaya, setiap album Sepultura adalah sebuah petualangan sonik yang wajib banget kamu dengerin. Di artikel ini, kita bakal kupas tuntas perjalanan album-album mereka, melihat bagaimana mereka berevolusi, dan mengapa mereka tetap relevan hingga kini. Siap-siap, karena kita bakal dibawa ke dunia sound yang keras, passion yang membara, dan sejarah sebuah band ikonik yang tak pernah menyerah untuk berinovasi. Ini bukan cuma daftar album, ini adalah penghormatan buat salah satu band paling berpengaruh di genre metal. Yuk, kita mulai petualangan kita menjelajahi album musik Sepultura!

Siapa Sepultura Itu, Sih? Sejarah Singkat Band Metal Brasil yang Mengguncang Dunia

Sepultura, nama yang mungkin sudah nggak asing lagi di telinga para penggemar musik keras, adalah sebuah fenomena metal dari Belo Horizonte, Brasil. Band ini didirikan pada tahun 1984 oleh dua bersaudara Max dan Igor Cavalera. Sejak awal, mereka sudah menunjukkan ambisi besar dan energi mentah yang akan segera membawa mereka ke panggung dunia. Awalnya, musik Sepultura adalah perpaduan agresif antara thrash metal dan death metal yang brutal, sangat terinspirasi oleh band-band seperti Venom, Celtic Frost, dan Slayer. Mereka muncul dari scene underground Brasil yang bergejolak, membawa semangat pemberontakan dan kegelisahan sosial ke dalam setiap riff dan teriakan. Bayangin aja, guys, di era 80-an, musik metal ekstrem belum sepopuler sekarang, dan Sepultura berani mendobrak batasan dengan suara mereka yang ganas dan tanpa kompromi. Mereka nggak cuma sekadar main musik; mereka menyuarakan realitas yang keras di negara asal mereka, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari identitas musik mereka. Dengan lirik-lirik yang sering membahas politik, agama, dan isu-isu sosial, Sepultura dengan cepat menarik perhatian global. Mereka bukan hanya musisi, tapi juga storyteller yang menggunakan bahasa universal musik metal untuk menyampaikan pesan-pesan penting. Dari gigs kecil di Brasil hingga festival-festival besar di seluruh dunia, perjalanan Sepultura adalah kisah ketekunan, inovasi, dan dedikasi yang luar biasa terhadap seni mereka. Mereka telah menginspirasi jutaan band dan penggemar di seluruh dunia, membuktikan bahwa musik metal itu bukan cuma kebisingan, tapi juga sebuah bentuk seni yang kuat dan bermakna. Jadi, guys, kalau kamu mau tahu band yang benar-benar mengubah permainan, Sepultura ini jawabannya banget. Mereka adalah definisi dari band yang berani beda, berani bersuara, dan berani jadi diri sendiri di tengah gempuran tren. Ini nih, esensi dari Sepultura, guys!

Era Awal yang Menggebrak: Fondasi Brutal Sepultura

Kita mulai petualangan kita ke album musik Sepultura dari era paling awal mereka, di mana band ini masih menemukan jati diri dan mengukir fondasi brutal mereka. Ini adalah masa ketika Sepultura masih sangat mentah, penuh amarah, dan bertenaga tinggi, mirip ledakan gunung berapi yang baru mulai bergejolak. Dua album pertama yang wajib banget kamu tahu dari periode ini adalah Morbid Visions (1986) dan Schizophrenia (1987). Coba deh bayangin, guys, di tengah gempuran thrash metal dari Amerika dan Eropa, Sepultura muncul dengan gayanya sendiri yang unik, bahkan lebih gelap dan lebih ekstrem.

Morbid Visions, album debut mereka, adalah ledakan chaos murni. Dengarkan aja lagu-lagu seperti "Troops of Doom" atau "Mayhem" dan kamu bakal langsung merasakan kemarahan dan energi yang luar biasa. Sound-nya memang masih agak kasar dan produksinya jauh dari sempurna, tapi justru itulah yang membuat album ini punya karakter tersendiri. Ini adalah Sepultura dalam bentuknya yang paling primal, penuh dengan nuansa black metal dan death metal yang baru tumbuh. Lirik-liriknya gelap, seringkali bertema satanisme dan kekerasan, mencerminkan influence dari band-band ekstrem pada masa itu. Bagi banyak penggemar, Morbid Visions adalah titik awal yang penting untuk memahami akar brutalitas Sepultura. Ini adalah album yang menunjukkan bahwa mereka tidak main-main dan siap menguasai scene metal dengan cara mereka sendiri yang garang dan menantang. Meskipun mungkin bukan album Sepultura yang paling sering disebut dalam daftar "terbaik", nilai historis dan _kontribusi_nya terhadap perkembangan sound band ini sangatlah besar. Ini adalah bukti bahwa band ini punya nyali sejak awal!

Lalu datanglah Schizophrenia di tahun 1987, album yang sering dianggap sebagai loncatan besar bagi Sepultura. Di sini, kamu bakal mulai mendengar peningkatan yang signifikan dalam kualitas musik dan penulisan lagu. Igor Cavalera, sang drummer, mulai menunjukkan permainan yang lebih kompleks dan presisi, sementara riff-riff gitar Max Cavalera dan Andreas Kisser menjadi jauh lebih tajam dan bertenaga. Album ini memperkenalkan elemen-elemen technical thrash yang lebih canggih, tapi tetap mempertahankan kegelapan dan brutalitas yang menjadi ciri khas mereka. Lagu-lagu seperti "From the Past Comes the Storms" dan "Escape to the Void" adalah contoh sempurna bagaimana Sepultura mulai mengasah kemampuan mereka. Ini adalah album di mana mereka mulai menemukan formula unik mereka, memadukan kecepatan thrash dengan heavy groove dan melodi-melodi gelap yang membuat mereka menonjol. Peran Andreas Kisser sebagai gitaris baru juga sangat terasa di album ini, memberikan dimensi baru pada sound mereka. Schizophrenia bukan hanya sekadar album metal; ini adalah sebuah pernyataan bahwa Sepultura siap bersaing di panggung global dan tidak akan lagi dipandang sebelah mata. Jadi, guys, kalau kamu penasaran sama evolusi Sepultura dari band underground yang kasar menjadi kekuatan yang diperhitungkan, dua album ini adalah pintu masuk utama kamu. Mereka adalah fondasi dari kerajaan metal yang akan dibangun Sepultura di masa depan, dan wajib banget kamu eksplorasi untuk mengerti keseluruhan cerita musik Sepultura.

Puncak Kejayaan dan Inovasi: Ketika Sepultura Mendominasi Dunia Metal

Nah, guys, setelah menelusuri awal mula yang brutal, sekarang kita masuk ke era di mana album musik Sepultura benar-benar mencapai puncaknya, meraih pengakuan global, dan nggak ragu bereksperimen dengan sound mereka. Ini adalah periode emas Sepultura, di mana mereka merilis serangkaian album yang nggak cuma mendefinisikan ulang genre metal, tapi juga mengukuhkan status mereka sebagai salah satu band paling inovatif dan berpengaruh di dunia. Siap-siap, karena kita bakal ngomongin Beneath the Remains, Arise, dan Chaos A.D., tiga mahakarya yang wajib banget ada di playlist kamu!

Mari kita mulai dengan Beneath the Remains (1989). Album ini sering disebut sebagai titik balik bagi Sepultura. Produksinya jauh lebih bersih dan profesional dibandingkan dengan karya-karya sebelumnya, berkat tangan dingin Scott Burns yang legendaris. Hasilnya? Sebuah album thrash metal yang brutal, cepat, dan sangat powerful, tapi tetap mempertahankan kekejaman khas Sepultura. Lagu-lagu seperti "Inner Self", "Mass Hypnosis", dan "Beneath the Remains" adalah masterpiece thrash murni. Riff-riffnya tajam seperti silet, drumming Igor Cavalera mematikan, dan vokal Max Cavalera penuh amarah. Album ini membawa Sepultura keluar dari underground dan memperkenalkan mereka ke audiens yang lebih luas. Ini adalah album wajib bagi siapa pun yang ingin merasakan kekuatan penuh dari thrash metal Brazil. Dengan Beneath the Remains, Sepultura membuktikan bahwa mereka bukan cuma ikut-ikutan, tapi punya suara dan identitas yang unik dan kuat. Ini adalah album yang menunjukkan bahwa mereka siap mendominasi kancah metal global, dan mereka melakukannya dengan gayanya sendiri yang nggak ada duanya.

Nggak berhenti di situ, Sepultura terus melaju dengan Arise (1991), yang banyak orang anggap sebagai puncak dari era thrash metal mereka. Di album ini, kekuatan dari Beneath the Remains dipadukan dengan sentuhan teknis dan atmosfer yang lebih gelap. Lagu-lagu seperti "Arise", "Dead Embryonic Cells", dan "Desperate Cry" menunjukkan kemampuan Sepultura untuk menciptakan komposisi yang kompleks namun tetap brutal dan langsung ke inti. Ada sentuhan melodi yang lebih terasa, tapi nggak mengurangi intensitas. Bahkan, ada nuansa industrial di beberapa bagian yang menunjukkan awal mula eksperimen mereka. Igor Cavalera di sini benar-benar brilian, dengan permainan drum yang presisi dan bertenaga. Lirik-liriknya juga semakin dalam, membahas tentang kehancuran lingkungan, perang, dan kiamat. Arise adalah sebuah pernyataan tentang bagaimana Sepultura bisa menjadi lebih baik lagi, tanpa kehilangan esensi mereka. Ini adalah album yang wajib didengarkan berulang kali untuk menangkap semua detail dan lapisan-lapisan kompleks di dalamnya. Arise benar-benar mengukuhkan status Sepultura sebagai salah satu band thrash metal terbaik di dunia, bahkan di luar Big Four.

Dan tibalah kita pada Chaos A.D. (1993), sebuah album yang mengguncang dunia metal dan menunjukkan keberanian Sepultura untuk terus berevolusi. Di sini, mereka mulai meninggalkan formula thrash murni dan merangkul elemen-elemen groove metal yang lebih kental, serta memasukkan pengaruh musik etnis Brazil yang akan menjadi ciri khas mereka di masa depan. Lagu-lagu seperti "Refuse/Resist", "Territory", "Slave New World", dan "Roots Bloody Roots" (meskipun yang terakhir ada di album berikutnya, Chaos A.D. adalah cikal bakalnya) adalah anthem-anthem yang hingga kini masih sering diputar. Sound gitarnya jadi lebih berat dan tebal, drumming Igor jadi lebih berorientasi groove, dan vokal Max semakin intens dan berwarna. Chaos A.D. bukan cuma sekadar album metal; ini adalah sebuah pernyataan politik dan sosial yang kuat, membahas tentang penindasan, pemberontakan, dan identitas. Album ini membuka jalan bagi subgenre groove metal dan membuktikan bahwa Sepultura nggak takut untuk bereksperimen dan melampaui batasan genre. Banyak yang menganggap Chaos A.D. sebagai salah satu album metal paling berpengaruh sepanjang masa, dan itu memang benar adanya. Jadi, guys, kalau kamu mau dengerin perjalanan Sepultura dari band thrash ganas menjadi inovator metal yang berani, era ini adalah kuncinya. Tiga album ini adalah bukti nyata kenapa Sepultura itu legend banget dan wajib banget kamu selami untuk mengerti kekayaan musik Sepultura yang luar biasa.

Roots: Sebuah Revolusi Budaya dan Musikal

Oke, guys, kita sampai di bagian yang nggak kalah penting, bahkan bisa dibilang paling ikonik dan kontroversial dalam sejarah album musik Sepultura: era Roots (1996). Album ini bukan cuma sekadar rilisan baru; ini adalah sebuah revolusi total, baik secara musikal maupun konseptual, yang benar-benar mengubah cara pandang orang terhadap heavy metal. Nggak cuma itu, album ini juga menandai akhir sebuah era dan awal dari perjalanan baru yang penuh tantangan bagi band ini.

Roots adalah album di mana Sepultura benar-benar merangkul warisan budaya Brazil mereka. Mereka nggak cuma memasukkan elemen perkusi tribal dan instrumen etnis Brazil ke dalam musik metal mereka, tapi juga berkolaborasi dengan musisi-musisi indigenous dari suku Xavante. Hasilnya adalah sebuah fusi genre yang belum pernah terdengar sebelumnya: groove metal yang sangat berat, penuh dengan ritme primal, dan sentuhan spiritual yang mendalam. Lagu-lagu seperti "Roots Bloody Roots", "Attitude", "Ratamahatta", dan "Cut-Throat" langsung menjadi anthem yang mengguncang dunia. Riff-riff gitarnya tebal dan groovy, drum Igor Cavalera menjadi sangat poliritmik dan tribal, sementara vokal Max Cavalera terdengar lebih raw dan penuh emosi. Album ini adalah pernyataan identitas yang kuat, sebuah penghormatan kepada leluhur dan kritik terhadap kolonialisme. Ini menunjukkan bahwa metal bisa menjadi kendaraan untuk mengeksplorasi isu-isu budaya dan sosial yang kompleks, jauh melampaui lirik-lirik standar genre.

Keberhasilan Roots di pasaran global sangat luar biasa. Album ini mencapai posisi tinggi di berbagai tangga lagu di seluruh dunia dan mendapatkan pujian kritis yang masif. Banyak yang memuji keberanian Sepultura dalam bereksperimen dan menciptakan sesuatu yang baru. Namun, nggak bisa dipungkiri, album ini juga memecah belah penggemar. Beberapa puritan metal menganggap Sepultura telah melenceng terlalu jauh dari akar thrash mereka, sementara yang lain melihatnya sebagai mahakarya inovatif yang membuka jalan bagi generasi band baru. Terlepas dari pro dan kontra, pengaruh Roots tidak bisa disangkal. Album ini telah menginspirasi banyak band nu metal dan groove metal berikutnya, membuktikan bahwa batas-batas genre bisa dilebur untuk menciptakan sesuatu yang segar dan orisinal.

Namun, di balik kesuksesan besar, tahun 1996 juga menjadi tahun yang tragis bagi Sepultura. Pada akhir tahun, sang frontman dan pendiri, Max Cavalera, memutuskan untuk meninggalkan band karena perselisihan manajemen dan tragedi pribadi. Kepergian Max adalah pukulan telak bagi Sepultura dan penggemarnya. Ini adalah akhir dari sebuah era, era di mana Max Cavalera menjadi suara dan wajah band ini. Banyak yang berpikir bahwa Sepultura akan tamat di titik ini. Tapi, seperti yang akan kita lihat di bagian selanjutnya, Sepultura justru menunjukkan ketangguhan dan semangat untuk terus berkarya. Kepergian Max memang meninggalkan lubang besar, tapi juga membuka jalan bagi babak baru dalam sejarah musik Sepultura. Jadi, guys, kalau kamu mau tahu momen paling pivotal dan transformasi terbesar Sepultura, Roots adalah album yang wajib banget kamu dengar dan pahami. Ini adalah bukti bahwa band ini nggak takut mengambil risiko demi seni dan membuat sejarah.

Era Pasca-Max: Bertahan dan Berkembang dengan Identitas Baru

Oke, guys, setelah membahas momen-momen krusial di era Max Cavalera, sekarang kita masuk ke babak baru yang nggak kalah menarik dan penuh tantangan dalam perjalanan album musik Sepultura: era pasca-Max. Kepergian Max pada tahun 1996 memang meninggalkan tanda tanya besar bagi banyak orang, bahkan sempat membuat sebagian penggemar khawatir. Tapi, Sepultura, dengan semangat juang yang luar biasa, memilih untuk terus maju. Mereka merekrut vokalis baru, Derrick Green, dan membuktikan bahwa mereka bisa bertahan dan bahkan berkembang dengan identitas yang baru.

Album pertama di era ini adalah Against (1998). Di sini, Sepultura mencoba menemukan ritme dan suara baru mereka dengan Derrick Green di depan. Album ini masih mempertahankan groove metal yang kental, tapi dengan sentuhan hardcore yang lebih terasa, mencerminkan latar belakang musik Derrick. Meskipun mendapatkan respon beragam dari penggemar dan kritikus, Against adalah album penting yang menunjukkan ketahanan band ini. Lalu menyusul Nation (2001), di mana Sepultura terus bereksperimen, kali ini dengan lirik-lirik yang lebih bernuansa politik dan sosial serta beberapa elemen industrial dan perkusi etnis yang diperhalus. Roorback (2003) kembali menunjukkan sisi lebih agresif dan raw Sepultura, seringkali dianggap sebagai album yang mulai mendapatkan kembali esensi brutal band setelah periode eksperimen. Album ini banyak dipuji karena kembali ke bentuk yang lebih keras dan langsung.

Kemudian datanglah Dante XXI (2006), sebuah album konsep yang sangat ambisius, terinspirasi dari epik Inferno karya Dante Alighieri. Album ini menampilkan Sepultura yang lebih matang secara musikal, dengan komposisi yang kompleks dan atmosfer yang epik. Ini adalah bukti bahwa band ini mampu menciptakan karya seni yang mendalam dan bermakna. Setelah itu, Igor Cavalera juga memutuskan untuk pergi pada tahun 2006, meninggalkan Andreas Kisser sebagai satu-satunya anggota asli yang tersisa. Ini adalah pukulan kedua yang besar, namun Sepultura sekali lagi bertahan.

Dengan Jean Dolabella di drum, mereka merilis A-Lex (2009), sebuah album konsep lainnya yang terinspirasi dari buku A Clockwork Orange. Album ini kembali menunjukkan Sepultura yang berani bereksperimen, memadukan thrash, groove, dan elemen-elemen orkestra yang gelap. Kairos (2011), dengan drummer baru Eloy Casagrande, menandai kembalinya Sepultura ke akar metal mereka yang lebih tradisional namun tetap modern. Album ini sangat powerful dan langsung, banyak penggemar yang melihatnya sebagai salah satu rilisan terbaik di era pasca-Max. Eloy Casagrande sendiri langsung membuktikan dirinya sebagai salah satu drummer metal terbaik di generasinya.

Perjalanan terus berlanjut dengan The Mediator Between Head and Hands Must Be the Heart (2013), sebuah album yang intens dan politically charged, dengan Derrick Green yang benar-benar mengeluarkan seluruh emosinya. Lalu ada Machine Messiah (2017), yang menampilkan Sepultura yang lebih progresif dan eksperimental, dengan riff-riff yang teknis dan atmosfer yang kaya. Album ini memperlihatkan sisi berani band untuk menjelajahi territory baru. Dan yang terbaru, Quadra (2020), yang banyak disebut sebagai salah satu masterpiece mereka di era modern. Album ini adalah perpaduan brilian dari semua fase Sepultura: kecepatan thrash era awal, groove yang kental dari Chaos A.D. dan Roots, serta nuansa progresif yang mereka kembangkan belakangan. Quadra adalah bukti nyata bahwa Sepultura, bahkan setelah bertahun-tahun dan berbagai perubahan lineup, masih memiliki api dan relevansi yang luar biasa. Derrick Green telah membuktikan dirinya sebagai vokalis yang kuat dan kharismatik, dan Andreas Kisser terus menjadi otak kreatif di balik sound Sepultura. Eloy Casagrande di drum adalah monster sejati, membawa energi baru ke dalam band. Jadi, guys, era pasca-Max ini adalah kisah ketahanan, adaptasi, dan terus berkembang tanpa henti. Ini adalah bukti bahwa musik Sepultura jauh lebih besar dari sekadar satu anggota, dan mereka terus berjuang untuk menyajikan metal terbaik bagi kita semua. Keren banget, kan?

Kenapa Album Sepultura Wajib Kamu Dengar? Sebuah Legacy Tak Tergantikan

Oke, guys, setelah kita menyelami setiap fase dan setiap album musik Sepultura yang ikonik, dari awal yang brutal hingga era modern yang inovatif, mungkin kamu bertanya-tanya: kenapa sih Sepultura ini penting banget dan wajib banget aku dengerin? Jawabannya sederhana, guys: karena Sepultura bukan cuma sekadar band metal. Mereka adalah kekuatan alam, sebuah institusi yang telah membentuk dan mendefinisikan ulang apa itu heavy metal itu sendiri. Kalau kamu mengaku sebagai penggemar musik keras, atau bahkan kalau kamu cuma penasaran dengan sejarah musik yang berani dan berpengaruh, maka menjelajahi diskografi Sepultura adalah sebuah keharusan.

Pertama, Sepultura adalah pionir. Mereka adalah salah satu band pertama yang berhasil memadukan agresi brutal dari thrash dan death metal dengan elemen-elemen tribal dan budaya dari negara asal mereka, Brasil. Coba deh dengerin Roots atau Chaos A.D., kamu bakal langsung ngerasain gimana mereka menciptakan sound yang unik dan nggak ada duanya. Mereka nggak takut untuk bereksperimen, bahkan ketika itu berarti menantang ekspektasi penggemar. Keberanian ini yang membuat mereka selalu relevan dan selalu segar, bahkan setelah puluhan tahun berkarya. Mereka membuka pintu bagi banyak subgenre dan band lain untuk berani menjadi diri sendiri dan mengeksplorasi identitas mereka dalam musik.

Kedua, lirik-lirik Sepultura itu bermakna dan menggugah pikiran. Mereka nggak cuma ngomongin tentang hal-hal klise di metal. Sepultura berani mengangkat isu-isu sosial, politik, lingkungan, dan spiritualitas yang dalam. Dari kritik terhadap penindasan ("Refuse/Resist") hingga penghormatan terhadap budaya leluhur ("Roots Bloody Roots"), setiap lagu punya pesan dan cerita di baliknya. Ini membuat musik mereka nggak cuma enak didengar, tapi juga punya kedalaman yang bisa bikin kamu mikir. Mereka adalah suara bagi yang tertindas dan cerminan dari realitas yang seringkali keras.

Ketiga, musikalitas mereka itu luar biasa. Dari riff-riff gitar tajam Andreas Kisser, vokal Max Cavalera dan Derrick Green yang penuh tenaga dan karisma, sampai permainan drum Igor Cavalera dan Eloy Casagrande yang inovatif dan superb, setiap anggota Sepultura adalah master di bidangnya. Evolusi permainan drum dari Igor Cavalera dari thrash yang cepat ke ritme poliritmik tribal adalah bukti nyata genius mereka. Begitu juga dengan Eloy Casagrande yang membawa energi baru dengan teknik yang memukau. Kamu bakal menemukan detail-detail menarik di setiap dengaran, dari riff yang kompleks hingga perkusi yang menghentak.

Keempat, Sepultura punya daya tahan yang luar biasa. Mereka telah melewati berbagai rintangan, termasuk perubahan lineup yang signifikan. Banyak band yang mungkin akan bubar setelah kehilangan frontman dan drummer aslinya, tapi Sepultura terus berjuang dan terus berkarya. Ini menunjukkan dedikasi mereka yang tak tergoyahkan terhadap musik dan penggemar mereka. Setiap album baru di era pasca-Max adalah bukti komitmen dan kemauan mereka untuk berevolusi.

Jadi, guys, kalau kamu mau dengerin band yang berani beda, penuh semangat, inovatif, dan punya legacy yang tak tergantikan, Sepultura adalah pilihan yang tepat. Setiap album mereka adalah bagian dari sebuah cerita besar, sebuah perjalanan musikal yang akan memperkaya pengalaman mendengarmu. Ini bukan cuma musik, ini adalah sejarah, budaya, dan passion yang tumpah ruah. Pokoknya, wajib banget deh kamu eksplorasi semua album musik Sepultura!

Penutup

Nah, guys, kita sudah sampai di akhir perjalanan kita menjelajahi album musik Sepultura. Dari Morbid Visions yang mentah hingga Quadra yang kompleks, kita sudah melihat bagaimana band legendaris ini tidak pernah berhenti untuk berevolusi, mendobrak batasan, dan menyajikan musik metal terbaik. Sepultura bukan cuma band, mereka adalah sebuah inspirasi, bukti bahwa dengan passion, dedikasi, dan keberanian untuk menjadi diri sendiri, kita bisa menciptakan sesuatu yang abadi dan mempengaruhi dunia. Jadi, jangan tunda lagi, yuk mulai dengarkan lagi atau kenalan sama karya-karya Sepultura. Kamu nggak bakal menyesal, guys! Sampai jumpa di ulasan musik berikutnya!